Sekembalinya ke rumah, aku berbaring di sofa, hanya dikejutkan oleh teman sekamarku yang mengalami kemajuan tak terduga.Awalnya kaget, aku segera mendapati diriku menyerah pada tawarannya yang gigih, yang mengarah pada pertemuan yang mendebarkan dan tak terlupakan.
Saat aku kembali ke rumah dari hari yang berat di tempat kerja, aku merebahkan diri di sofa, mengharapkan kedamaian dan ketenangan.Tapi yang mengejutkan, teman sekamarku dengan cerewet naik ke atas tubuhku, matanya berbinar kenakalan.Awalnya, aku terkejut dengan gerakannya yang tiba-tiba, tetapi ketika dia mulai menciumku, aku mendapati diriku membalas rayuannya.Apa yang dimulai sebagai godaan yang tidak berbahaya dengan cepat meningkat menjadi pertemuan yang penuh gairah, saat kami menumpahkan hambatan kami dan menyerah pada hasrat primi kami.Tubuh kami bergerak dalam sinkroni yang sempurna, masing-masing dari kami tersesat dalam irama bercinta kami yang memabukkan.Lengkungannya yang lembut dan matang menempel pada dadaku yang mengeras, bibir Latinanya membengkak di leherku, bibirnya yang manis membekas di leherku.Tak berdaya Ascle, nafas kami terengah-engah tak berdaya, kami tak berdaya mengambil alih senyum kami, tapi tak terduga kami saling bertukar senyuman.