Sepulang sekolah, aku bergabung dengan ibu tiriku di kamar tidurnya untuk sebuah pertemuan panas. Kimia kami tak bisa dipungkiri, seiring dengan keinginan kami yang mengumbar, mengeksplorasi daya tarik kami berdua dan memenuhi fantasi kami.
Setelah seharian bersekolah, aku mendapati diriku mencari pelipur lara dalam pelukan ibu tiriku.Lekuk tubuhnya yang bahenol dan hartanya yang melimpah telah selalu menghimpit keingintahuanku, dan hari ini tak ada bedanya.Saat kami duduk di kamar tidurnya, ketegangan di antara kami semakin nyata.Aku tak mampu menahan keinginan untuk menjamahnya, untuk menjelajahi kedalaman hasratnya.Tubuh kami saling bertautan, erangan kami memenuhi ruangan, saat kami menikmati pertemuan panas yang membuat kami sama-sama terengah-engah.Ini bukan hanya goyangan cepat; ini adalah daya tarik timbal balik yang telah membara di bawah permukaan terlalu lama kami jelajahi tubuh satu sama lain, tangan kami bergerilya bebas, bibir kami bergetar dalam dekapan penuh gairah.Sungguh momen yang terlarang, pertemuan ini tidak selamanya mengubah hidup kami, tapi hanya sebuah perjumpaan yang membuat hubungan ini tak selamanya berubah.