Aku selalu siap untuk menonton teman dan ayah tiriku bercinta, bahkan ketika itu tabu. Pemandangan mereka bercinta adalah ekstasi murni, dan aku tidak bisa menahan diri untuk menginginkan lebih banyak.
Aku selalu terpesona oleh hal-hal tabu, dan ketika aku menangkap ayah tiriku dan temannya menikmati beberapa hal yang sangat nakal, aku tidak bisa tidak menonton.Itu adalah pemandangan yang dilihat saat mereka bergantian, tubuh mereka bergerak seirama, erangan mereka memenuhi ruangan. Pemandangan ayah tiranku, seorang pria yang berwibawa dan disiplin, menyerah pada hasrat primitifnya adalah pemandangan yang harus dilihat.Temannya, rubah licik, senang dengan sifat tabu dari tindakan mereka, matanya berbinar-binar dengan kenakalan.Aku tidak bisa merobek pandanganku dari mereka, hatiku bercinta dengan kegembiraan dan antisipasi.Itu adalah ujian liar, ujian atas keinginan yang paling terlarang, dan aku menyadari bahwa kadang-kadang keinginan itu menggoda, dan kadang-kadang aku mendorong batas-batas.